Selasa, 06 Mei 2014

Bersyukur untuk Melawan Ketidakpuasan



  • Renungan
    Bersyukur Untuk Melawan Ketidakpuasan!
    (Filipi, 1 : 3-11)

    Selamat siang sahabat-sahabatku yang terkasih dalam Kristus!
    Suatu ketika, Dewa Wisnu sangat jengkel dengan seorang remaja yang selalu meminta hal yang sama setiap kali ia berdoa : ia ingin temannya mati. Akhirnya karena kesal, Dewa Krisna mengatakan padanya :
    “Aku berikan engkau tiga permintaan setelah itu aku tak akan mendengarkanmu lagi”. Remaja itu sangat senang dan permintaannya pun terkabulkan. temannya mati. Sebelum pemakaman, semua orang mengungkapkan keutamaan-keutamaan yang dimiliki temannya dan remaja itu pun menyesal. Ia berpikir akankah ia menemukan teman seperti itu lagi?
    Maka ia minta supaya temannya itu dihidupkan kembali pada permintaan keduanya. Temannya pun hidup kembali. Sekarang tinggal 1 kesempatannya untuk mengajukan permintaan. Ia tak mau salah lagi. Ia pun berkonsultasi dengan sahabat-sahabatnya : apa yang harus ia minta?
    “Mintalah teman wanita yang cantik” Kata seorang teman. Tapi apalah artinya itu karena kecantikan bukanlah suatu yang abadi. Ia akan menjadi bosan dan akan berusaha mendapatkan yang lebih cantik lagi.
    “Bagaimana jika engkau meminta kekuasaan yang besar?” Namun apalah artinya kekuasaan jika ia tak bahagia karenanya. Suatu saat pasti ada kekuasaan yang lebih hebat darinya dan itu tak akan membuat ia bahagia.
    “Kalau begitu mintalah kekayaan” kata seorang teman. Namun kekayaan juga tak akan memuaskan dirinya, ia akan berusaha untuk mendapatkan harta yang lebih banyak lagi dan pada suatu saat nanti harta itu tetap akan habis.
    “Mintalah kesuksesan!” Usul seorang teman. Tapi ia berpikir bahwa, kesuksesan akan membawanya pada suatu tanggung jawab yang lebih besar dan tentu ia akan merasa tak puas.
    Berhari-hari lewat dan remaja itu tak dapat memutuskan apa yang akan dimintanya karena ia selalu merasa tak puas (kecenderungan semua manusia : tak pernah puas akan apa yang dimilikinya). Akhirnya remaja itu menghadap Dewa Wisnu dan meminta petunjuk darinya : apa yang harus dimintanya agar ia tidak merasa tak puas lagi.
    Sang Dewa tertawa lalu mengatakan padanya :
    “Anakku, mintalah hati yang selalu bersyukur atas apapun yang engkau terima.”
    @@@

    Sahabat-sahabatku yang terkasih dalam Kristus!
    Ada banyak masalah dalam hidup kita yang disebabkan oleh kecendrungan manusia yang satu ini : selalu merasa tak puas. Korupsi terjadi karena orang tidak puas dengan kekayaan yang dimilikinya. Perkelahian dapat terjadi karena orang tidak puas dengan perlakuan sesamanya. Kebencian juga terjadi ketika kita merasa kalah dari orang lain. Menyontek, dapat terjadi karena kita tak puas akan jawaban kita dan masih banyak masalah lain yang menunjukkan bahwa manusia selalu merasa belum nyaman kalau masih ada yang lebih darinya.
    Cerita tadi mengungkapkan salah satu cara untuk menghadapi kecendrungan manusiawi itu. Si remaja bingung untuk mengungkapkan permintaan terakhirnya. Bukan karena semua yang akan dimintanya tidak berguna untuk mencapai kebahagiaan namun karena rasanya belum sempurna kalau masih ada yang lebih darinya. Ia selalu ingin mendapat lebih dan lebih. Bahkan seorang raja yang sangat berkuasa dan kaya raya pun belum tentu merasa puas akan apa yang dimiliki. Maka terjadilah perang. Seandainya semua orang tahu bersyukur atas apa yang dimilikinya, betapa damai hidup ini. Karena apa lagi yang dibutuhkannya jika apa yang dimiliki telah cukup baginya.
    Rasul Paulus dalam bacaan yang kita dengar tadi menunjukkan teladan yang baik. Ia selalu bersyukur atas apa yang dialaminya. Bahkan ia juga bersyukur atas apa yang terjadi pada orang lain karena itu Paulus tak pernah merasa benci dengan siapapun. Ketika orang lain mendapat berkat ia pun turut bersyukur bahkan ikut mendoakan sesama itu. Sudahkah kita pun mendoakan sesama yang mempunyai sesuatu yang lebih dari kita? Sudahkah kita bersyukur atas apa yang kita miliki?
    Sahabat-sahabatku yang terkasih!
    Hidup ini indah. Buat apa kita jalani hidup yang indah ini dengan kebencian pada sesama, hanya karena kita tidak puas akan apa yang kita miliki? Terkadang kita iri dengan teman yang pulang kampus pakai mobil mewah, sementara kita pulang pakai angkot. Seharusnya kita bersyukur karena ada teman yang terpaksa pulang jalan kaki karena tak ada uang untuk naik angkot. Atau sering kita bosan dengan makanan yang itu-itu saja (mie terus...!), padahal seharusnya kita bersyukur karena masih ada orang yang tak dapat makan seperti kita (hanya anak kos emang keterlaluan...suka lupa makan sih!). atau bisa jadi kita benci pada teman hanya karena IP-nya lebih tinggi, padahal seharusnya kita bersyukur karena masih ada teman yang IP-nya tak sebaik kita. Malah seharusnya kita mendoakan ia seperti teladan St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi tadi.
    Oleh karena itu, sahabat-sahabatku sekalian, marilah kita bersyukur atas apa yang kita punya demi melawan kecenderungan manusiawi kita. Bersyukur bukan sesuatu yang sulit, hanya perlu menutup mata sejenak dan berkata padaNya : “Terimakasih Tuhan!”

    By : Pascal Leuwayan
    For : Öziludiz Archuleta
    (Ingat ya mbak...di sensor dulu!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar